Rabu, 16 Maret 2011

Kebiasaan Buruk


Saya yakin, Anda sekarang sudah siap untuk mempelajari prinsip berikutnya dalam upaya mewujudkan keinginan Anda untuk menjadi seseorang yang mampu untuk memberi dan berbagi kepada orang lain.

Prinsip yang akan kita pelajari kali ini adalah sebuah prinsip yang sering kali dilanggar oleh kebanyakan orang (inilah salah satu sebab dan bukti, mengapa “kebanyakan” orang; tidak kaya-sukses-bahagia);


Prinsip Ke-Tiga - “Live Life Above The Line”

Ketika sesuatu berjalan tidak sesuai dengan harapan, kita cenderung untuk menyalahkan orang lain. Dengan menyalahkan orang lain, sebetulnya kita sudah kehilangan kesempatan yang sangat berharga untuk belajar dari kesalahan tersebut!

Padahal, kenyataannya adalah; dunia ini menjadi sedemikian maju karena “kesalahan-kesalahan” yang pernah terjadi.

Ketika kita menyalahkan orang lain, sesungguhnya itu berarti bahwa kita memberikan “kekuatan” kepada orang tersebut untuk memiliki pengaruh atas suatu kondisi.

Sebagai contoh; “Jika si Amir melakukan apa yang disepakati sebelumnya, kejadian buruk ini tidak akan terjadi”.


Mungkin saja benar. Namun, Anda harus mengerti bahwa pernyataan tersebut memberikan si Amir kekuatan dan pengaruh atas suatu kondisi, dan biasanya, kita hanya dapat belajar sedikit dari masalah tersebut.

Oke, anggaplah kita berhasil mengatasi keinginan untuk menyalahkan orang lain. Namun yang terjadi adalah, biasanya kita cenderung untuk membenarkan kondisi tersebut.

Sebagai contoh; “Seharusnya Saya bisa menyelesaikan pekerjaan tersebut, tapi karena kemarin Saya melakukan perjalanan sepanjang malam dan Saya terlalu letih untuk dapat fokus pada pekerjaan hari ini, maka Saya tidak dapat menyelesaikan pekerjaan tersebut”.

Hati-hati, iiE! Ini adalah bentuk lain dari “menyalahkan sesuatu diluar diri kita sendiri”!

Jika kita tidak menyalahkan orang lain, maka kita cenderung untuk menyalahkan lingkungan, kondisi, dan lain sebagainya. Sekali lagi, bagaimanapun masuk akalnya pembenaran yang kita berikan, kita tetap kehilangan kesempatan untuk belajar secara optimal dari kejadian tersebut!

Bentuk lain dari “menyalahkan” adalah; jika kita tidak menyalahkan orang lain atau lingkungan, kita cenderung untuk menyalahkan diri sendiri. Hal inipun mengurangi kemungkinan kita untuk dapat belajar dari kesalahan yang terjadi. Walaupun jauh lebih baik daripada menyalahkan orang lain dan lingkungan.

Lantas, dimana “tempat” yang paling optimal untuk melihat permasalahan dan pengalaman hidup yang terjadi? Siapa dan apa yang seharusnya “disalahkan”?

Dari sudut pandang tanggung jawab seorang individu, jawabannya adalah; “from above the line”. Maaf, Saya memilih untuk tidak menerjemahkan kalimat aslinya, karena Saya belum bisa menemukan terjemahan yang paling cocok untuk kalimat tersebut. Mungkin Anda bisa membantu Saya?

Intinya adalah; hentikan menyalahkan siapapun juga, termasuk diri Anda sendiri, dan mulailah belajar dari setiap permasalahan yang terjadi!

Kita mungkin saja tidak memiliki tanggung-jawab atas semua hal yang terjadi di dunia ini. Namun, jika kita lebih bersedia untuk melihat dunia dari sudut pandang yang lebih tinggi dan luas, maka semakin besar kontrol atas hidup ini dapat kita miliki.

Dengan “beroperasi” dari “above the line”, setiap dari kita dapat memiliki kontrol yang lebih optimal, terarah, dan memiliki kuasa atas diri kita sendiri.

Dari sudut pandang ini, kita memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk belajar sebanyak mungkin dari setiap kejadian.

Anda mungkin sudah pernah mendengar kalimat berikut; “Hidup adalah serangkaian pilihan-pilihan”. Dengan melihat sesuatu dari sudut pandang yang lebih luas (above the line), Anda akan mampu untuk belajar dari setiap kejadian dalam hidup Anda.

Sebagai hasilnya, “pilihan hidup” Anda berikutnya dapat Anda pilih secara lebih bijak.

Selalulah untuk melihat sesuatu dari perspektif yang lebih luas, karena seorang milyuner melakukan hal tersebut!

Tidak ada komentar: